Sunday, February 13, 2011

Metamorphosis

               Aku ingin sekali bercerita tentang hal ini di blogku. Sebelumnya, aku sangat merahasiakannya. Hanya orang-orang/ sahabat yang bisa bertatap muka denganku saja yang mungkin tau. Ceritanya sangat panjang, tapi aku akan bercerita singkat saja. 

Hidupku sejak kecil didalam keluarga sederhana yang sangat bahagia. Sebulan sekali kami kepantai bersama-sama, seminggu 2-3 kali aku, Ibuku dan mbak angkatku ke Jayapura Utara sekedar cuci muka dan jalan-jalan, dan tiap sore hari aku diajak Ayahku putar-putar kota dan wisata kuliner. Lalu setiap minggu pagi kami olahraga bersama, sekedar jalan sehat aja sih. diseputaran tempat tinggalku. Kemudian setiap minggu pula kami memasak bersama-sama, makanannyapun berbeda dari hari biasanya. Menu hari minggu adalah PAPEDA atau BUBUR MENADO, selang-seling buatnya. Bila minggu ini papeda, minggu depan bubur manado, dst. Biasanya, Ibuku bergantian mengajak keluarga ataupun tetangga atau bahkan teman-teman kuliah Ibuku dan teman-teman sekolahku untuk menikmati masak-masak dan makan-makan bersama. Jadi tiap minggu pasti ada saja orang yang berbeda.dan tawa bahagia.Yaa...adalah masa sulit, terluka atau dukanya, tapi itu tak mengurangi kebahagian dalam keluargaku. Kami bersama-sama bisa tetap kompak mengatasinya dengan kesabaran dan keikhlasan serta kebersamaan. 

Aku memiliki Ibu yang sangat pintar mengatur waktu untuk keluarga dan pekerjaan. Setiap pagi sebelum kerja, Ia selalu membuatkan kami sarapan. Nasi, lauk, sayur, susu (buat anak-anaknya) ditambah dengan menyiapkan bekal untuk kami. Aku suka sekali masakan Ibuku, setiap hari saat pagi hari, kalimat pertama yang keluar saat bangun dari tidur adalah "mau makan apa hari ini?" semua anggota keluarga ditanya satu persatu. Anehkah menurut kalian? hmm.... Ketika selera makan kami semua berbeda, Ibu menawarkan alternatif lain (titik tengah) yang kira-kira bisa diterima semua anggota keluarga kami. Kemudian bertanya lagi, kami setuju atau tidak. Bila tidak, Ibu tetap mau memasaknya tapi untuk siang harinya sepulang kerja, sementara paginya adalah makanan yang lebih simple untuk dihidangkan. 

Aku juga memiliki seorang Ayah yang sangat bertanggung jawab pada keluarga dan juga pandai memasak. Ia bekerja hingga sore hari demi keluarga. Ia juga suka memasak makanan kesukaannya sepulang kerja bila menginginkannya, bahkan saat kami sedang berkumpul dirumah entah itu hujan atau sedang mendung, tiba-tiba saja Ayahku menawarkan "Siapa yang mau nasi goreng??? " Hahaha.....aku dan adikku langsung saja angkat tangan, "Aku mau....." hehehehe.... Kalo sudah begitu, Ayahku biasa bilang " ya udah, Wulan kupas bawangnya n siapin bumbunya, Ibu yang uleg, nanti Bapak yang masakin" Okey deh..xixixi....kalo tidak seperti itu biasanya, Ayahku maunya aku yang menyiapkan bumbu hingga mengulegnya lalu Ayahku yang memasaknya. Terkadang juga Ayahku suka bilang "ujan-ujan begini enaknya makan nasgor deh" Ia aku kontan bilang "Iya Pak, iya betul." xixixi...lanjut Ayahku bilang:" Tapi Bapak kepingin sekali-kali dimasakin ama kamu deh, pengen nyoba masakanmu." Aku bilangnya:"tapi rasanya enak kalo Bapak yang buatin"., jbw Ayahku :"Ya udah kalo gitu, kamu tetep yang masak nanti Bapak icipin udah pas belum rasanya". Akhirnya aku yang masak deh. Oh ya...ada lagi yang lucu, kalo Ayahku yang menawarkan nasi goreng, kami semua langsung angkat tangan, tapi kalo Ibuku yang tawarin. Jawab kami:"Bapak boleh yang buatin, kalo nasgornya Ibu beda rasanya, enakan Bapak" xixixixi.....Ibuku akhirnya bilang dengan kerut didahinya:" Apa sih bedanya?? Bumbunya juga sama tuh yang didapur". xixixii...maaf Mami. Jadinya...kalo soal NASGOR emang Ayah ahlinya...hehehee.... Menu andalan keluarga kami saat hujan n mendung adalah Nasgor ala Ayah, Mie Goreng ala Ibu dan Tahu Goreng celup Bumbu. Enaakkk bgt...SIIPP.... deh pokoknya...
Nah kembali ke soal pekerjaan Ayahku...
Bahkan Ia harus berbulan-bulan tidak bertemu keluarga bila mendapat tugas keluar kota. Pernah suatu waktu, kami butuh uang banyak untuk operasi sesar Ibuku untuk melahirkan adikku, yah begitulah kata dokter waktu itu padahal Ayahku tidak juga mendapat giliran tugas keluar kota, hingga akhirnya mendekati kelahiran adikku, Ayahku menghadap atasan untuk minta ditugaskan keluar kota. Kata atasan Ayahku: "memang ada jadwal keluar kota hanya saja kali ini waktunya lama, padahal istrimu kan mau melahirkan? ". Akhirnya sesampainya dirumah Ayahku berunding dengan Ibuku dan keluarga, hingga akhirnya memutuskan untuk pergi. Ayahku berangkat ke Timika saat itu, tiket pesawat digantikannya dengan tiket kapal (supaya ada uang lebih untuk disimpan), sementara tidak ada kapal waktu itu karena keadaan di Jayapura sedang genting atau apalah (aku masih kecil tak terlalu ingat detilnya tentang yang ini), yang ada adalah kapal perang, mau tidak mau Ayahku naik kapal perang dengan kabin bersap-sap sangat berdekatan satu dengan yang lain, susah bergerak dan makan-makanan tentara perang atau ikan-ikanan laut seadanya, hingga Ayahku harus berangkat lebih awal, sementara uangnya diserahkan ke Ibuku untuk biaya operasi persalinan dan Ayahku membawa uang sekedarnya saja buat hidup disana dan berjaga-jaga pada keadaan darurat. Dan ketika Ayahku pulang dari tugas luar kota, Ia selalu membawa oleh-oleh yang sangat banyak dari daerah yang ditugasi tersebut, sesuatu yang khas didaerah tersebut. Itulah ciri khas Ayahku. Hahahaa....mungkin kalian mengira oleh-oleh seperti orang kebanyakan. TIDAK. Pernah Ayahku membawa Ikan satu ekor yang besarnya melebihi pria dewasa, tidak hanya itu saja lho...saat itu juga membawa daging segar, ikan-ikanan dan sejenisnya, kue-kue khasnya, hiasan dinding dari daerah tersebut, banyak asesoris khas disana untuk aku (mungkin karena ayahku tau aku gadis kecil yang suka dandan saat itu,hehehehhee), dan lain-lain. Hahahaa...Kami sendiri heran, kenapa bawaanya sebanyak ini?? akhirnya dibagi-bagikan keluarga, ada yang disimpan di kulkas, di bagi-bagikan tetangga terdekat, sisanya dijual. Kadang-kadang yang kupikirkan sejak kecil adalah bagaimana Ayahku bisa melobi orang-orang kapal untuk ini semua?? Itulah keahlian komunikasi Ayahku yang sangat aku kagumi. Ia memang cepat akrab dengan orang bahkan yang baru saja dikenalnya. 
           Oh yaa....lanjut ke topik awal yaa...
Ayahku akhirnya mesti berangkat beberapa bulan dan tidak bisa melihat persalinan Ibuku. Ya, sudah resikonya begitu. Hari Jumat Ayahku berangkat, sabtunya aku dan Ibuku menghadiri sunatan sodaraku, minggu pagi Ibuku mengeluh kesakitan, aku langsung lari kerumah tetangga minta tolong dan menelpon sodaraku, lalu sblm berangkat kerumah sakit, perut Ibuku diolesi air zam-zam (kebetulan tetanggaku baru pulang haji) dan meneguknya sedikit. Ibuku terlihat sangat ketakutan karena mau operasi tanpa Ayahku dan aku masih kecil saat itu. Dan Ajaibnya!!! Dokter memeriksa beberapa kali dan menyatakan bahwa Ibuku melahirkan normal dan posisi janin juga normal. Ibuku heran karena berkali-kali ke dokter spesialis kandungan hingga kurang lebih 15 hari sebelum mau melahirkan, dokter masih menyatakan bahwa Ibuku harus sesar karena janin masih juga melintang, makanya kamipun hampir tidak percaya. kalo dokter di RS  itu bilang Ibuku dapat melahirkan normal. Hingga dokter memeriksa ulang hingga beberapa kali. Lalu aku diajak pulang oleh keluargaku untuk sarapan dll. Ketakutanku memikirkan Ibuku saat itu buatku bersembunyi di kandang ayam belakang rumah sambil menangis. hahahaha...lucu juga ngingetnya :) hingga kedapatan oleh bulekku, dan diajak ke rumah sakit. Dan akhirnya sore harinya Ibuku melahirkan dengan lancar dan selamat kedua-duanya. Sebelumnya kami sempat was was saat itu, yahh mungkin karena kaget dengan pernyataan dokter yang berubah tiba-tiba saat hari H, bisa dibilang masih meragukan dokternya. Kamipun sebelumnya sudah memesan kedokter untuk menyiapkan peralatan operasi bila ternyata dokternya yang salah periksa. Dokter dan perawatnya senyum-senyum saja. Aku mau masuk saat persalinan Ibuku, tapi tidak diijinkan oleh dokter karena masih kecil. Padahal aku ingin menemani Ibuku dan ingin tau juga. heheheee....Akhirnya semuanya berjalan lancar, Ibuku bahkan berkata bahwa Ia tidak merasakan sakit sedikitpun, Subhanallah, benar-benar keajaiban. Posisi janin tiba-tiba normal, Ibuku juga tidak merasakan kesakitan seperti layaknya orang melahirkan lainnya. Sayangnya, Ayahku sudah terlanjur ke Timika demi mendapatkan uang untuk operasi sesar, jadinya Ayahku tidak menunggu bisa menemani Ibuku ataupun melihat Adikku lahir. Dan uangnyapun jadi buat kebutuhan bayi lainnya. Kami hanya mengabari Ayahku lewat telpon. Bahkan begitu Ayahku kembali pulang ke Jayapura Adikku telah berumur beberapa bulan (aku lupa pastinya). Tapi yang terpenting adalah, Adikku terlahir sehat dan sempurna serta Ibuku sehat dan selamat melewati masa persalinannya. Tinggal Ayahku yang perlu disemangati untuk tetap fokus bekerja disana, karena pastinya namanya saja seorang Ayah pasti ingin sekali segera bertemu dan melihat anaknya yang baru lahir. Ia kan??

Adikku, lucu sekali dia waktu kecil. aku suka sekali gangguin dia ampe buat dia nangis. hehehe....nakal ya...Soalnya memang aku suka gangguin anak kecil. Tapi jangan salah, aku sangat menyayanginya. Dia waktu itu juga suka mencoret-coret bukuku dan merobeknya. Begitu aku buka bukuku, Hiyayaa....isinya gambar orang kurus kering dengan rambut berdiri pakai crayon warna-warni dan beberapa huruf abjad. Yang buat aku terharu ketika, ia menggambar orang, aku dan dia bergandengan tangan dan dituliskan : Wiwit <3 (Love dengan gambar hati) Wulan, I <3 Wulan atau gambar kami sekeluarga, Ayah, Ibu, Aku, dan adikku. xixixixiiii.....
Adikku, sejak kecil sakit-sakitan. Ia harus minum obat setiap hari hingga 6 bulan. Dan setiap bulan pasti kedokter. Hmm...kalo waktunya minum obat, aku harus memegang kaki dan tangannya agar tidak berontak. Kasihan sih tapi mau bagaimana, lebih kasihan lagi bila dia sakit bukan?? Akhirnya adikku bisa sembuh juga dengan ketelatenan Ibuku merawatnya. Selepas sakitnya, Ia masih rentan penyakit seperti flu dan batuk, hingga hampir setiap bulan kedokter. Dan parahnya nih, kalo ketempat praktek dokter umum biasa tidak sembuh juga. Tapi kalo ke dokter spesialis baru sembuh bahkan pernah belum ketemu dokternya, baru aja antri ehh...ud gak demam lagi dianya, udah sehat. Wah wah wah...cuma kangen ama dokter kali nih anak....xixixixiii.. oh ya ia juga suka sekali membaca buku dongeng bergambar saat itu, tapi krn belum bisa membaca jadinya aku yang menceritakannya. Awalnya memang aku yang memperkenalkannya, karena aku pengen Adikku suka membaca, karena bagiku dari bacaanlah gudangnya ilmu dan ttidak seperti aku yang tidak begitu suka membaca saat itu. Tapi kini malah jadi ketagihan membaca buku-buku motivasi, dan komputer. Setiap liburan sekolah kami pergi ke perpustakaan daerah hingga tengah hari. Dan hingga sekarang, Ia suka sekali membaca buku.

Nah sekarang giliran aku menceritakan diriku ya....
Aku sejak kecil selalu sehat bahkan hampir jarang sekali sakit. Paling dalam 1 tahun, aku sakit satu kali atau bahkan dalan setahun itu tidak sakit sama sekali. Kalo sakit itu juga kalo tidak pilek ya batuk, dan cukup obat tradisional sudah sembuh dalam beberapa hari. dan kalau sakit yang agak lumayan dikit itu biasanya demam, dan periksa ke dokter paling murah di Abepura (Doker Sudanto) aja sudah sembuh total 2-3hari. Dan selama aku disana (Papua), aku kena malaria tersiana 1 kali sepanjang hidupku selama 1 minggu. Alhamdulillah aku diberi kesehatan selalu oleh Yang Maha Kuasa. Aku punya banyak sahabat, teman-teman, dan mereka disekelilingku menyayangiku. Ya...ada sih yang tidak suka padaku juga, tapi keberadaan mereka tidak mengusik kebahagianku. Mereka yang pernah memusuhiku tanpa aku tahu sebanya apa, satu persatu datang kerumahku dan meminta maaf. Hingga kamipun suka bermain dan melakukan kegiatan bersama-sama. Kata Ibuku :"Biar saja bila orang tidak menyukaimu, mencemohmu atau memusuhimu atau bahkan berlaku/bersikap kasar padamu, yang penting bukan kamu yang memulainya, dan kamu tidak perlu membenci mereka, Tuhan Maha Tahu" karena itu aku berusaha untuk tetap sabar dan tenang menghadapi mereka dan tetap melempar senyum hingga batas kesabaranku tentunya (karena aku manusia biasa), seperti balon pecah aja..heheheee.....Ya, aku selalu bahagia, mungkin karena kebahagianku dalam keluarga dan kekeluargaan keluarga besar kami ( Bude-bude. Bulek-bulek, Om-om, Pakde dsb) sangat kuat dan kokoh. Ya...kami (keluarga besar) sering sekali bertemu, bukan hanya pada hari-hari tertentu, bahkan setiap waktu dan kesempatan kami saling berkunjung, hingga ikatan bathin kami kuat, kami saling tolong-menolong satu sama lain. Jadi, kami tidak pernah merasa kesepian. Setiap hari, bertemu keluarga, bertemu orang berbeda, menghadapi hal berbeda, sungguh berwarna. Kawan-kawanku pun suka sekali berkunjung kerumah, dan setiap hari dengan teman yang berbeda, bahkan dengan sahabatku, meski jauh, kami suka janjian untuk bertemu di perpustakaan daerah saat liburan sekolah, dan ia juga suka sembunyi-sembunyi menelponku saat orang dirumahnya tidak ada. Hahahaha...kami memang sangat dekat. Ada juga sahabatku yang suka mengajakku naik sepedanya untuk les atau kegiatan sekolah, padahal aku agak nderedek sekali sebenernya karena aku belum berani naik sepeda ke jalan besar. Bermain air di kali jembatan dua yang sangat jernih saat itu dimana orang tuanya sedang mencuci motor, jalan kaki sore hari bersama kawan-kawan ke Wihara dan bermain dipuncak gunungnya, gangguin anak bule di supermarket Mega, berenang bersama kawan-kawan dan sahabat tiap ada kesempatan dengan bertukar baju renang xixixixii..., belajar kelompok bersama sore hari, dan bertukar pikiran dengan sahabat saat ada tugas yang ada tugas sekolah yang sulit bahkan mungkin aku membantu mengerjakan tugasnya ataupun dia membantuku mengerjakan tugasku, dan banyak hal indah lainnya. Kebahagiaan yang tak bisa diukur oleh materi apapun. 

              Yah begitulah sepenggal kisah hidupku, bila waktu memungkinkan akan kulanjutkan ceritanya. Metamorphosis, bukankah berubah beberapa kali bukan?? Terimakasih  Tuhan, Terimakasih keluargaku, sahabat-sahabatku, kawan-kawanku, dan semua orang disekelilingku yang begitu banyak bila harus kusebutkan satu persatu. Kalian adalah warna kehidupanku.

I Love You All

No comments:

Post a Comment